Jakarta - Film adaptasi novel Asma Nadia berjudul 'Assalamualaikum Beijing' mendapatkan respons baik sebagai film penutup tahun 2014. Seminggu tayang di bioskop, film ini sudah disaksikan lebih dari seperempat juta penonton.
Detos 21, Margonda, Depok. Siang, 30 Desember 2014, saya terpana melihat kerumunan orang mengantri tiket nonton film “Assalamualaikum Beijing”. Ya, hari itu merupakan pemutaran perdana film tersebut di bioskop. “Sejak pkl mbak, saat kami baru buka!” ujar salah satu satpam di sana. Saya lirik penanda waktu di tangan saya. Pkl Antrian masih panjang. “Nonton film jam berapa, mbak?” Tanya saya pada salah satu gadis berjilbab pink yang tengah mengantri. “Tadinya mau nonton yang jam 13-an, Mbak. Tapi tiketnya habis. Yang jam juga sudah habis. Ini ngantri yang jam “Kok mau ngantri begini?” “Iya, Mbak. Nggak sabar nonton filmnya. Nanti biar jalan-jalan dulu deh. Yang penting sudah dapat tiket dulu!” katanya mesem. Assalamualaikum Beijing merupakan novel karya Asma Nadia yang ditulisnya tahun 2012. Novel ini mengisahkan tokoh Asma yang terpaksa membatalkan pernikahannya sehari menjelang hari H karena calon suaminya Dewa mengkhianatinya. Asma lalu menerima tugas sebagai penulis kolom di Beijing. Bersama sahabat setianya Sekar dan suami Sekar Ridwan, Asma menikmati tugas barunya di Beijing dan berusaha melupakan Dewa. Hingga pada suatu hari muncul Zhong Wen, lelaki sederhana dan tulus yang menceritakan padanya tentang Ashima, sebuah legenda Yunan, Cina. Namun sayang, Asma kemudian mengalami sakit APS Anti Phospolipid Syndrome yang cukup parah, yang bisa mengakibatkannya stroke, lumpuh hingga kehilangan penglihatan. Asma lalu pulang ke Indonesia tanpa memberitahu Zhong Wen apa yang terjadi dan berusaha melupakan Zhong Wen. Zhong Wen yang ingin menjadikan Asma sebagai istrinya kemudian menyusulnya ke Indonesia. Ada banyak hal menarik tentang novel Assalamualaikum Beijing selanjutnya disebut AB terkait penulis dan teknik kepenulisannya. Yang pertama adalah bahwa beberapa bagian dalam cerita merupakan potongan-potongan yang dialami Asma Nadia selaku penulisnya. Misalnya perkenalannya dengan Mark Wu yang banyak membantunya saat di Beijing, termasuk memperkenalkan Asma pada legenda Ashima, tahun 2008. Perkenalan ini terjadi dengan cara yang serupa benar adegan Zhong Wen dan Asma di bus. Namun tentu saja Mark Wu bukan Zhong Wen, dan Asma Nadia bukanlah Asma dalam novel tersebut. Nama Zhong Wen sendiri diberikan oleh Putri Salsa Caca, anak Asma Nadia, saat sang ibu membuat novel tersebut. Konon Zhong Wen berarti “yang terpelajar”. Tokoh lain, misalnya Sunny, juga merupakan tokoh nyata dengan nama sebenarnya. Sunny adalah seorang gadis cerdas asal Beijing yang menguasai empat bahasa dan pernah menemani perjalanan Asma Nadia di Beijing. Hal menarik lainnya, “Asma” dalam novel tersebut justru ditemukan penulisnya sebelum ia bertemu Mark Wu, tahun 2005; seorang muslimah pengidap penyakit langka APS Anti Phospolipid Syndrome, penyakit sindrom kekentalan darah yang beresiko stroke, keguguran berulang kali, lumpuh, buta, dan lain sebagainya. Namun dalam kondisi demikian ada seorang lelaki tulus yang kemudian melamar perempuan tersebut menjadi istrinya. Jadi tokoh Asma dalam cerita benar-benar ada. Sosok ala Zhong Wen juga bukan fiktif semata. Hal menarik ketiga, dari berbagai “puzzle” kisah tadi, Asma meramunya dengan apik dalam novel AB. Asma melakukan riset tentang latar peristiwa dan sejarah muslim di Cina, tentang penyakit APS, dan lain sebagainya. Tak berhenti di situ, ia juga menggunakan teknik penulisan berbeda terkait penggunaan point of view sudut pandang tokoh utama Ra dan Asma. Sebagai pembaca kita baru tahu bahwa Ra dan Asma merupakan satu tokoh baru menjelang akhir cerita. Keping-keping peristiwa disebar dalam novel dengan alur yang tarik ulur- maju mundur, penggunaan flash back, sebagaimana cerita yang dimulai dengan in medias res. Cantiknya lagi, novel ini membuka tiap bab-nya dengan semacam quote, kutipan kata-kata bermakna yang diksinya indah dan langsung mengena ke hati pembaca. Kutipan-kutipan tersebut menjembatani pembaca masuk ke tiap bab-nya. Saat membaca novel ini pertama kali, saya sudah melihat novel ini sangat filmis. Adegan-adegan yang dikisahkan penulisnya langsung terbayang di layar benak saya. Bagaimana penulis mengaitkan tokoh utama “Asma” dengan legenda patung “Ashima” merupakan suatu kecerdasan, nilai tambah, yang saya tunggu sekali visualisasinya di film. Mari Menonton Assalamualaikum Beijing! Saat tahu AB akan difilmkan saya betul-betul menanti tayangan ini. Saya mereka-reka, sanggupkah Maxima Pictures memproduksi ini menjadi film istimewa? Apakah karakter para pemainnya akan kuat? Apakah setting akan sesuai? Bagaimana dengan penggunaan bahasa? Lalu apa yang akan terjadi dengan nilai-nilai Islami yang berserakan di dalam novelnya? Akan ada atau malah dihilangkan atas nama komersialisme? Bagaimana sutradara menyiasati unsur Islam dan romantisme sekaligus dalam film ini? Saya dan suami menyaksikan premiere film ini 26 Desember 2014. Sungguh, saya bukan orang yang mudah terkesan, malah cenderung nyinyir terhadap hal-hal yang menurut saya tidak pada tempatnya. Ya, saya sangat selektif dan “bawel” terhadap film-film Indonesia. Begitu pula suami. Saya bisikkan ke telinga suami, “Mas ingat, kita menonton film ini sebagai penonton. Bukan sebagai bagian dari keluarga besar penulisnya.” Suami saya seorang konsultan media yang kerap lebih nyinyir dari saya berkata. “Ya, bila bagus kita dukung. Bila buruk, kita tidak akan mengajak seorang pun untuk menontonnya. Itu pasti!” jawabnya. Alhamdulillah ternyata film AB bagus dan baik untuk dinonton berbagai kalangan! Semuanya tergarap baik; mulai dari para pemain yang berkarakter—Morgan Oey, maafkan semula saya sempat berprasangka buruk tentang aktingmu sebagai Zhong Wen! Revalina S. Temat sungguh tepat memerankan sosok Asma. Ibnu Jamil berperan sangat baik sebagai Dewa. Laudya Chintya Bella serta Desta memiliki chemistry luar biasa sebagai pasangan suami istri kocak sahabat sejati Asma. Sinematografi film ini juga bagus, kita diajak menjelajahi tempat-tempat indah di Beijing. Namun menariknya, penonton tak sekadar diajak “jalan-jalan”, karena semua tempat yang disinggahi terkait erat dengan cerita, bukan sekadar tempelan! Kutipan kata-kata indah dalam novel dimunculkan sutradara melalui perkataan para tokoh, serasa menancap di benak penonton, semisal “Cinta itu menjaga, tergesa-gesa itu nafsu belaka.” Atau perkataan Asma pada Dewa “Jangan kau sandingkan nama Tuhan dengan kebohongan!” Atau kutipan “Bila tak kau temukan cinta, biar cinta menemukanmu.” Dan yang akan paling diingat penonton “Cinta sempurna itu ada, dan tak perlu fisik sempurna untuk bisa memiliki kisah cinta yang sempurna.” Beriringan dengan kalimat-kalimat penuh makna, banyak sekali nilai dalam film ini yang disampaikan tanpa menggurui, bahkan dengan kelakar, tapi terasa “jleb” kalau kata anak muda sekarang. Soal adab pergaulan muslim-muslimah, tentang kesabaran, kesetiaan, cinta, perjuangan dan kedekatan pada Allah semua dikemas menjadi sesuatu yang menyenangkan saat sampai pada penonton. Riset tempat dan historis yang dilakukan Asma Nadia dalam novel digarap lebih jeli lagi oleh penulis skenario Alim Sudio, dan sutradara Guntur Soeharjanto yang sebelumnya menyutradarai film “99 Cahaya di Langit Eropa” dari novel Hanum Rais. Tak sampai di situ, riset yang sangat memadai tentang penyakit APS menambah kualitas film ini. Biasanya saya kesal bila di film Indonesia ada tokoh yang sakit, ada rumah sakit, karena digarap sekadarnya. Tapi dalam AB semua sangat informatif dan logis, bahkan terkait penyakit APS dalam film ini mendapat banyak tanggapan simpati dari sebagian dokter yang menonton. Soundtrack film ini berjudul “ Moving On” dibawakan oleh Ridho Irama dalam nada dan nuansa yang sangat pas dengan filmnya. I’ll be over you I’ll praying for your happiness And i~ I am gonna start to move I am gonna start to move Moving on, Moving on, Moving on Moving on, Moving on, Moving on Jadi deh, ini film yang benar-benar bikin “move on”, insya Allah. Oh ya, lagu penutup film berjudul sama Assalamualaikum Beijing diciptakan dan dinyanyikan Asma Nadia bukan dalam film melainkan dalam CD, Album Catatan Hati Asma Nadia. Komentar Mereka Tentang Film AB Dalam twitnya Ibu Elly Risman ellyrismanseorang psikolog dan pakar parenting menulis Tepuk tangan menggema di Theater XXI Epicentrum begitu film Assalamualaikum Beijing berakhir. Film apik sangat layak tonton bagi anak praremaja Anda. Asma Nadia mengemas indah dalam AB keteguhan iman, kisah cinta yang unik & menyentuh dengan sejarah Islam di China. Asma juga menyindir dengan cara yang lucu kegandrungan remaja terhadap budaya Korea yang bikin penonton tertawa tawa. Ustadz Yusuf Mansyur turut merekomendasikan film ini. “Film ini bagus. Banyak penonton pada nangis,” Oki Setiana Dewi memberi film ini nilai 99,9 dari 100. “Bagus, indah dan penuh hikmah,” ujarnya. “Harus nonton!” Artis lain, Ozzy Syahputra berujar, “ Tadinya saya kira ini film jalan-jalan. Ternyata ceritanya bagus sekali. Latar Cina-nya bukan tempelan tapi memang kuat mempengaruhi jalan cerita. Akting pemainnya bagus-bagus. Top!” Dr. Indra Gunawan Affandi, residen neurology/saraf di facebooknya menulis “Alhamdulillah dalam Assalamualaikum Beijing, mbak Asma menyelipkan edukasi tentang faktor resiko baru stroke, terutama stroke di usia muda. Semoga ini menjadi langkah awal sinematografi ilmu kedokteran.” Muhammad Arfian, seorang doktor lulusan Jepang yang nonton beserta keluarga menyatakan film AB sangat bagus, terutama bagi remaja yang tengah dilanda cinta monyet. “Film ini mengajarkan tentang cinta yang bertanggung jawab.” Sementara itu, Meyda Sefira, salah satu artis KCB mengatakan “Bagus banget! AB tontonan wajib bagi kita yang sedang mencari cintaNya!” Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heriawan, bahkan mengadakan nonton bareng di Ciwalk XXI 1 Januari 2015. Menurutnya ini film yang menarik, indah, menyentuh, menggugah dan patut ditonton oleh banyak kalangan, terutama para remaja. Banyak nilai yang disampaikan tanpa menggurui. Ini senada pernyataan Mustafa Kamal, anggota DPR RI. “Saya menangis juga nonton Assalamualaikum Bejing, karena mengharukan dan penuh makna, menghasilkan perenungan. Riset dalam filmnya sungguh-sungguh, latar budaya dan historisnya kuat. Bukan sekadar kisah cinta, namun hikmahnya banyak. Harus nonton!” tambahnya. “Film AB ini berbeda. Saya salut dengan keberanian visualisasi film Assalamualaikum Beijing. Ia mendekatkan tiga narasi sekaligus Islam, Indonesia dan Cina,” tutur politikus Fahri Hamzah. Menurutnya film ini berpotensi membawa dialog Islam-Indonesia-Tionghoa dalam khazanah yang lebih tulus. Apakah film ini aman ditonton anak SD misalnya? Seorang anak kelas 6 SD lewat akun saudaranya, febynahumarury usai menonton AB berkata “Film ini bisa jadi bekal aku bahwa cinta itu tidak perlu pacaran…Dan cinta tak perlu fisik yang sempurna tapi perlu iman dan cinta yang tulus. Tapi cinta pertama harus kepada Allah, kepada para rasulNya dan orangtua.” Jadi tunggu apalagi? Yuk segerakan nonton Assalamualaikum Beijing bersama keluarga! Kalau bukan kita yang dukung film bermutu, siapa lagi? NB Nilai film 4,5/5
Assalamualaikum Beijing adalah sebuah film drama Indonesia tahun 2014 yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto. Film yang diadaptasi dari novel berjudul Assalamualaikum, Beijing! karya Asma Nadia. [1] Sinopsis Dewa dan Ra adalah busur dan anak panah. Keduanya memiliki bidikan yang sama, sebuah titik bernama istana cinta.

Nontonfilm Layarkaca21 Assalamualaikum Beijing (2014) streaming dan download movie subtitle indonesia kualitas HD gratis terlengkap dan terbaru. Drama Chintya Ramlan, Deddy Mahendra Desta, Ibnu Jamil, Jajang C Noer, Laudya Cynthia Bella, Morgan Oey, Ollyne Apple, Revalina S. Temat Dewanonton, DUNIA21, FILMAPIK, Ganool, INDOXXI, NS21 - Layarkaca21

NontonSurga yang Tak Dirindukan 2015. Nonton dan Download Streaming Film Movie Indonesia Thailand India Jepang Terbaru Online Rebahin 47views, 4 likes, 0 loves, 0 comments, 0 shares, Facebook Watch Videos from The Jilbab Traveler: Nonton yuk! Sedsng tayang Film Assalamu’alaikum Beijing
Danbenar beruntung sekali bisa nonton film ini, dengan alur cerita dan pemain yang terlibat benar-benar mewakili jalan cerita yang sudah ditulis di novel, dan keuntungan kedua adalah bisa nonton bareng pacar (kala itu). Dan film terbaru yang kami tonton adalah Assalamualaikum Beijing, film yang diangkat dari novel best seller dari Asma
FestivalFilm 100% Manusia Kembali Hadir di Akhir Pekan Ini. 23 November 2021, 20:04 Mengangkat 25 film berkualitas dengan tema-tema kemanusiaan dari dalam dan luar negeri, festival alternatif bertajuk 'Festival Film 100% Manusia' digelar secara virtual. Corakmasyarakat di Indonesia yang begitu lekat dengan agama, film drama religi romantis kerap muncul ke permukaan. Inilah 15 film religi romantis yang menghangatkan hati. 1. Ayat-Ayat Cinta. Fahri adalah seorang pria yang sedang menjalankan program studi untuk mendapat gelar master di Al-Azhar. Di balik kebaikan dan kelurusan hatinya dia masih Tapijika kamu ingin nonton film secara offline, kamu bisa download filmnya di situs ini. 15. MvDown21.com. MVDown21.com. MVDown21 adalah salah satu situs download film terbaru 2020 terbaik dan terlengkap. Kamu bisa menemukan segala film dengan genre yang berbeda-beda di sini. Selain itu cara download film di sini juga sangat mudah dan cepat . .
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/480
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/229
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/395
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/381
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/411
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/268
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/447
  • 5md0kqa3oe.pages.dev/449
  • nonton film assalamualaikum beijing